Dinasti Kaluhuran Galuh Pakuan Padjadjaran Hadiri Pasanggiri Intern Pencak Silat di Garut

KGP. Ramlan Samsuri SE.CLA ( Kakang Prabu ) Lembaga Dinasty Kaluhuran Galuh Pakuan Padjadjaran ( KGPP) Hadiri Pasanggiri Intern Pencak Silat di Garut, Bukti Nyata Komitmen terhadap Budaya Pasilatan Nusantara

 

Priangan Insider – Suasana semangat dan kebanggaan tradisi bela diri khas Nusantara begitu terasa di Gedung SOR RAA Adiwijaya, GOR Bela Diri Guntur Garut, Minggu (02/11/2025).

 

Ratusan pendekar, pesilat muda, dan tokoh budaya dari berbagai daerah berkumpul dalam Pasanggiri Intern Seni Ibing Pencak Silat dan Milad ke-65 Padepokan Sinar Pusaka Putra Pusat.

 

Dengan tema penuh makna, “Muspusti Tradisi, Ciri Bukti Kuatna Ageman Diri,” acara ini tak hanya menjadi ajang unjuk keterampilan, tapi juga simbol kuatnya tekad untuk menjaga dan melestarikan budaya pasilatan yang telah menjadi identitas bangsa.

 

Salah satu tamu kehormatan yang menarik perhatian publik adalah KGP. Ramlan Samsuri, S.E., CLA, ( Kakang Prabu ) yang juga sebagai Dewan Kehormatan DPP LSM GMBI (Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia).

 

Kehadirannya menjadi simbol dukungan nyata terhadap pelestarian nilai-nilai luhur seni bela diri tradisional.

 

“Pencak silat bukan sekadar olahraga. Ini adalah warisan jiwa bangsa, sarat makna spiritual, moral, dan budaya. Kehadiran kita di sini adalah bentuk komitmen menjaga jati diri bangsa di tengah arus modernisasi global,” ujar Kang Prabu saat diwawancara.

 

Menurutnya, budaya pasilatan bukan hanya warisan leluhur yang harus dibanggakan, tetapi juga pondasi karakter dan moral generasi muda Indonesia.

 

Di tengah gempuran budaya luar, Pencak Silat menjadi ruang untuk menanamkan nilai-nilai seperti hormat, tanggung jawab, keberanian, dan persaudaraan.

 

Ajang Silaturahmi Para Pendekar

 

Acara yang digelar meriah ini menghadirkan penampilan-penampilan spektakuler dari berbagai perguruan silat, termasuk atraksi ibing (tarian silat) khas Garut yang memukau penonton.

 

Deru gendang, teriakan penyemangat, dan langkah silat penuh karisma menggema di dalam GOR, menciptakan suasana haru sekaligus bangga.

 

Tak hanya menjadi ajang kompetisi, Pasanggiri ini juga menjadi ruang silaturahmi antarpendekar lintas padepokan, yang memperkuat solidaritas dan semangat kebersamaan di kalangan pesilat tradisional.

 

“Selama 65 tahun berdiri, Padepokan Sinar Pusaka Putra telah menjadi bagian penting dalam menjaga eksistensi pencak silat di Garut dan Indonesia. Inilah bukti bahwa tradisi masih hidup dan terus tumbuh di hati masyarakat,” ujar Kakang Prabu

 

Komitmen dalam Melestarikan Budaya

 

Kehadiran KGP. Ramlan Samsuri SE CLA ( Kakang Prabu )di tengah acara ini juga menjadi bentuk nyata bahwa pihaknya bukan hanya fokus pada advokasi sosial dan pemberdayaan masyarakat, tetapi juga memiliki perhatian serius terhadap budaya dan warisan leluhur bangsa.

 

“Kami akan selalu berdiri di barisan terdepan untuk mendukung pelestarian budaya bangsa, termasuk pencak silat. Karena dari budaya, lahir karakter. Dari karakter, lahir bangsa yang kuat,” tutur Kakang Prabu dengan penuh semangat.

 

Ia menegaskan, nilai-nilai pasilatan harus terus ditanamkan kepada generasi muda agar mereka tumbuh dengan jiwa ksatria, disiplin, dan cinta tanah air.

 

Menjaga Tradisi di Era Modern

 

Di sisi lain, Ketua Distrik GMBI Kabupaten Garut, Ganda Permana, S.H, saat diminta tanggapannyaenyebutkan, di tengah derasnya arus globalisasi, Padepokan Sinar Pusaka Putra membuktikan bahwa tradisi tak lekang oleh waktu.

 

“Dengan usia yang menginjak 65 tahun, lembaga ini menjadi salah satu simbol keteguhan menjaga jati diri budaya Sunda dan Indonesia,” ujar Ganda.

 

Menurut Ganda, Pasanggiri kali ini bukan hanya sekadar selebrasi ulang tahun, melainkan manifestasi nyata dari cinta terhadap budaya pasilatan, budaya yang menyatukan hati, menguatkan diri, dan menegaskan bahwa pencak silat bukan hanya seni bela diri, melainkan jalan hidup.

 

Sebagaimana pesan yang tertuang dalam tema acara:

“Mupusti Tradisi, Ciri Bukti Kuatna Ageman Diri”, memelihara tradisi adalah bukti kuatnya identitas diri.

 

“Dan melalui kehadiran tokoh seperti Kakang Prabu semangat itu kembali menyala menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menjaga, mencintai, dan melestarikan budaya luhur bangsa,” pungkas Ganda. (***)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *